Thursday, April 09, 2009

Kepada kamu...dengan penuh kebencian

Kepada kamu,
Dengan penuh kebencian.

Aku benci jatuh cinta. Aku benci merasa senang bertemu lagi dengan kamu, tersenyum malu-malu, dan menebak-nebak, selalu menebak-nebak. Aku benci deg-degan menunggu kamu online. Dan di saat kamu muncul, aku akan tiduran tengkurap, berfikir untuk menyapa atau menunggumu untuk menyapaku, bantal didepan muka, lalu berpikir, tersenyum sendiri, dan berusaha mencari kalimat-kalimat lucu agar kamu, di seberang sana, bisa tertawa. Karena, kata orang, cara mudah membuat orang suka denganmu adalah dengan membuatnya tertawa. Mudah-mudahan itu benar.

Aku benci terkejut melihat SMS kamu nongol di inbox-ku dan aku benci kenapa aku harus memakan waktu begitu lama untuk membalasnya, menghapusnya, memikirkan kata demi kata. Aku benci ketika jatuh cinta, semua detail yang aku ucapkan, katakan, kirimkan, tuliskan ke kamu menjadi penting, seolah-olah harus tanpa cacat, atau aku bisa jadi kehilangan kamu. Aku benci harus berada dalam posisi seperti itu. Tapi, aku tidak bisa menawar, ya?

Aku benci harus menerjemahkan isyarat-isyarat kamu itu. Apakah pertanyaan kamu itu sekadar pancingan atau pertanyaan biasa yang aku salah artikan dengan penuh percaya diri? Apakah usapan tanganmu di kepalaku hanya gesture biasa, atau ada maksud lain, atau aku yang-sekali lagi-salah mengartikan dengan penu percaya diri?

Aku benci harus memikirkan kamu sebelum tidur dan merasakan sesuatu yang bergerak dari dalam dada, menjalar ke sekujur tubuh, dan aku merasa pasrah, gelisah. Aku benci untuk berpikir aku bisa begini terus semalaman, tanpa harus tidur. Dan ketika akhirnya tidur, kamu muncul disana, huuuhhh...

Aku benci ketika kamu mengusapkan tanganmu di kepalaku saat kamu mengucapkan selamat tinggal ketika kita akan berpisah, karena kamu akan pulang. Oh, aku benci kenapa ketika itu terjadi, aku tidak bernapas, aku merasa canggung, aku ingin berlari jauh. Aku benci aku harus sadar atas semua kecanggungan itu…, tapi tidak bisa melakukan apa-apa.

Aku benci ketika telunjukmu menyentuh pipiku dan berkata "begooo" saat kita bercanda. Aku tak tahu harus berbuat apa. Telunjukmu seperti memiliki aliran listrik yang membuatku tak bisa bergerak dan hanya dapat menarik ujung-ujung bibir untuk tersenyum

Aku benci ketika logika aku bersuara dan mengingatkan, “Hey! Ini hanya ketertarikan fisik semata, pada akhirnya kamu akan tahu, kalian berdua tidak punya anything in common,” harus dimentahkan oleh hati yang berkata, “Jangan hiraukan logikamu.”

Aku benci ketika kita bertemu secara tidak sengaja. Sekelilingku terasa kabur dan hanya kamu yang terlihat. Ah, aku benci saat-saat kita mendekat dan aku mencoba sekuat tenaga untuk tidak melihatmu dan pada akhirnya aku tahu itu sia-sia. Karena magnet di sekelilingmu terlalu besar untuk kedua retinaku.

Aku benci harus mencari-cari kesalahan kecil yang ada di dalam diri kamu. Kesalahan yang secara desperate aku cari dengan paksa karena aku benci untuk tahu bahwa kamu bisa saja sempurna, kamu bisa saja tanpa cela, dan aku, bisa saja benar-benar jatuh hati kepadamu.

Aku benci jatuh cinta, terutama kepada kamu. Demi Tuhan, aku benci jatuh cinta kepada kamu. Karena, di dalam perasaan menggebu-gebu ini; di balik semua rasa kangen, takut, canggung, yang bergumul di dalam dan meletup pelan-pelan…

aku takut sendirian.


NB: surat cinta ini gue ambil dari buku "Kepada Cinta (Gagasmedia)"

dengan penambahan dan pengurangan disana-sini.........jadilah surat cinta versi gue



enjoy!

No comments:

Post a Comment